Bagaimana Cara Mendapatkan Kenikmatan Yang Hakiki?
(Disebutkan) Seorang ulama berkata: "Sesungguhnya di dunia ini ada surga, surga di dunia itu seperti surga di akhirat, barangsiapa memasuki surga dunia itu, dia akan memasuki surga di akhirat, dan siapa yang tidak memasukinya dia tidak akan memasuki surga akhirat."
Kita semua menginginkan surga dunia yang penuh kenikmatan serta mencarinya, sebelum mencapai surga akhirat. Lalu dimanakah kenikmatan surga dunia yang hakiki?
Kenikmatan surga dunia yang hakiki adalah jiwa yang tentram, hati yang senang bahagia, dan merasakan lezatnya beriman dan ketenangan hati serta lapang dada, selamat dari syahwat yang haram, dan syubhat kebatilan.
Kenikmatan surga dunia yang hakiki tidak dilihat dan dinisbatkan kepada badan manusia. Namun dinisbatkan pada hatinya.
Seorang ahli ibadah yang zuhud yang merasakan kelezatan kenikmatan surga dunia dalam hati ini berkata: “Seandainya para Raja dan para putera-putera mereka mengetahui betapa bahagia dan nikmatnya hati kami, pastilah mereka akan menyiksa kami (karena kecemburuan mereka).”
BAGAIMANA MENJADIKAN HATI PENUH KEBAHAGIAAN DAN DALAM KENIKMATAN?
Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya PENGHIDUPAN YANG SEMPIT, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". [QS Thaaha: 124]
Sebagian ahli tafsir menafsirkan “PENGHIDUPAN YANG SEMPIT” maknanya adalah azab kubur. Namun maknanya lebih umum dari demikian.
Maka untuk mendapatkan hati yang penuh kebahagiaan adalah beriman kepada Allah ta’ala dan tidak berpaling dari peringatan-Nya.
Karena orang yang berpaling akan mendapatkan “penghidupan yang sempit” sesuai “kadar” perpalingannya dari perintah-perintah Allah ta’ala.
Allah ta’ala memberikan kehidupan baik dan menyenangkan bagi orang yang beriman dan beramal shalih:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan KAMI BERIKAN KEPADANYA KEHIDUPAN YANG BAIK dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS an-Nahl:97]
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ
Bagi Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. [QS an-Nahl-30]
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. NISCAYA DIA AKAN MEMBERI KENIKMATAN YANG BAIK KEPADAMU SAMPAI KEPADA WAKTU YANG TELAH DITENTUKAN dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.
[QS. Hud:3]
Demikianlah ayat-ayat yang menyebutkan bagi orang-orang beriman dan bertakwa ada kenikmatan dalam dua kehidupan mereka, di dunia dan akhirat, dan mereka hidup dalam dua kehidupan itu.
HATI YANG SALIM (YANG BERSIH)
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ، وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. (QS al-Infithar:13-14)
Janganlah kita mengira bahwa kenikmatan bagi orang bertakwa dan kesengsaraan neraka bagi orang durhaka hanya khusus di akhirat saja, namun orang bertakwa mendapakan kenikmatan di dunia, alam barzah, dan di akhirat kelak. Demikian pula orang durhaka, dia akan mendapatkan neraka dunia, neraka alam barzah, dan di akhirat kelak.
Dan kenikmatan apa yang paling lezat di dunia ini?
Jawabnya: kenikmatan dan kelezatan hati, mempunyai hati yang baik, hati yang bersih, hati yang mengenal dan mencintai Rabbnya, hati yang beramal sesuai perintah-Nya.
Allah ta’ala memuji nabi Ibrahim, karena hatinya yang bersih.
وَإِنَّ مِنْ شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ، إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (lngatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan HATI YANG BERSIH. [QS ash shaffat 83-84]
Dan kisah Nabi Ibrahim berkata di akhir doanya:
وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ، يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan HATI YANG BERSIH. [QS asy-Syu’araa : 88-89]
Qolbun Salim (hati yang bersih) adalah bersih dari kesyirikan, bersih dari kedengkian dan iri hati, bersih dari kebakhilan, bersih dari kesombongan, bersih dari cinta dunia dan kepemimpinan, bersih dari segala penyakit yang menjauhkan dari Allah ta’ala. Bersih dari subhat dan syahwat yang menghalangi dari perintah-Nya.
Hati yang bersih inilah hati yang berada di surga penuh kenikmatan di dunia ini, dan surga di alam barzah, dan surga di akhirat kelak.
Dan hati yang bersih ini tidak sempurna kebersihannya hingga selamat dari 5 hal:
• Selamat dari kesyirikan
• Selamat dari bid’ah (amalan agama yang tidak ada contohnya dari syariat agama)
• Selamat dari syahwat (yang menyelisihi perintah Allah ta’ala).
• Selamat dari kelalaian (dari berzikir pada Allah ta’ala)
• Selamat dari hawa nafsu (yang memalingkan dari ke-ikhlasan pada-Nya).
Maka alangkah butuhnya hati ini kepada petunjuk Allah untuk mendapatkan jalan yang lurus (as-Sirathal al-Mustakim).
Ya Allah tunjukilah hati kami kepada jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang engkau anugerahi nikmat, dan bukan jalan orang-orang yang engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat.
Amin
Sumber: Kitab : ad-Daa wa ad-Dawa karya al-Imam Ibnu al-Qayyim.
✏ Ustadz Abu Hasan Arif حفظه الله تعالى
Belum ada komentar.